MASIH VIRGIN

Seorang profesional muda sebut saja namanya Ronald, setelah setahun menabung, dia mengambil cuti dan berencana ikut salah satu paket tour. Dari iklan di koran, akhirnya dia menemukan paket tour yang sesuai dengan dana dan waktu yang tersedia, dari travel agent Singapore. Ternyata Ronald kurang teliti, paket yang dia ikuti ternyata paket untuk orang-orang gay alias homo.
Konon ceritanya, para gay atau homo kalau kentut tidak bunyi lagi, paling bunyinya “hhaahh” saja sebab anusnya sudah longgar.
Pada hari kedua di Paris, di dalam bis tour Ronald ingin buang angin alias kentut, dia coba tahan, lama-lama tidak tahan lagi, dia coba lepas pelan-pelan, apa mau dikata ternyata tetap berbunyi cukup keras “puuuuutttt”. Ronald jadi was-was takut kena maki.
Tetapi apa yang terjadi, peserta tour lain serempak menyeletuk seperti orang koor, “Mmhhhhhhh ...... masih virgin ......!”

PA USTAD DAN MANGGANYA

Pada suatu hari ada seorang ustad sedang berceramah tiap sore dirumah beliau dan di halaman rumah beliau ada sebuah pohon mangga yang sedang berbuah yang lebat dan sudah matang,inti sari ceramah tersebut beliau mengatakan bahwa segala yang ada di bumi dan langit adalah kepunyaan yang maha kuasa,artinya jalan milik Allah,sungai milik Allah. Seperti biasa sekitar jam 6 sore ceramah ditutup dan di sambung esok harinya. Tapi ada salah seorang murid beliau yang sangat nakal kemudian murid tersebut memanjat pohon mangga tersebut dan memetik beberapa buah,tapi tiba2 pa ustad keluar karena bingung melihat pohon mangganya bergerak-gerak padahal tidak ada angin ribut

pa ustad : woy. . . siapa yg mengambil manggaku

murid : saya pa ustad ( bergegas turun dari pohon )

pa ustad : kenapa kau memetiknya padahal tau itu kepunyaan pa ustad ( sambil garuk2 kepala )

murid : ceramah pa ustad tadi kan tentang semua yg ada dibumi maupun di langit adalah milik Allah

pa ustad : memang benar. . . . .terus apa hubungannya mangga pa ustad sama milik Allah

murid : itu artinya pohon mangga ini bukan kepunyaan pa ustad tapi milik Allah jad berhak memetiknya

pa ustad : dasar anak nakal. . . . .( sambil berlalu kembali ke rumah beliau )